Sebenernya apa yang saya mau bahas kali ini adalah sebuah pertanyaan yang selalu menghantui diri saya sejak beberapa tahun terakhir ini.
Saya mungkin adalah satu dari segelintir orang yang diberikan nikmat rizki oleh Allah untuk dapat memiliki pekerjaan yang dapat menghidupi keluarga secara cukup, walaupun belum/tidak memiliki gelar akademis setingkat S1. Memang, saya percaya dan yakin sepenuhnya kok, bahwa pendidikan itu tidak hanya penting, tapi juga perlu. Dan saya tidak pernah berusaha untuk menutupi kekurangan saya yang satu ini. Untuk apa ? Inila apa adanya saya. Lagipula, It’s never too late to learn, right ?
Banyak sekali yang telah kita baca/dengar mengenai kisah sukses seseorang tanpa mereka sendiri memiliki gelar Universitas, seperti beberapa nama penting dibawah ini.
George Washington : Presiden AS Pertama. Pada usia 16 tahun, ia sudah bekerja sebagai surveyor.
Abraham Lincoln : Presiden AS ke 16th. Oleh para koleganya, ia dijuluki sebagai otodidak.
Harry S Truman : Presiden AS ke 33. Pengalaman bekerjanya hanyalah mengurus peternakan milik keluarganya dan setelah itu mengabdi pada Missouri National Guard.
Thomas Edison : Seorang pencipta/inventor sekaligus pengusaha. Karena bertahun-tahun mengidap penyakit di masa kecilnya, karir pendidikannya dimulai sangat terlambat. Pendidikan formal hanya dilewati selama tiga bulan saja, setelah itu ia bersekolah di rumah dengan ibunya.
John D. Rockefeller : seorang industrialis dari Amerika, penemu Standard Oil yang kini bernama Exxon/Mobil. Ia juga penemu dari Rockefeller Foundation (1913) yang berfokus pada bidang kesehatan umum, pelatihan kesehatan dan kesenian.
Walt Disney : Ia tidak pernah lulus dari SMU. Pada akhirnya is mendapat gelar kehormatan, namun setelah menjadi sangat sukses.
Bill Gates : Chairman dan chief software architect of Microsoft Corporation. Ia sempat kuliah di Harvard, lalu drop out di tahun keduanya.
Steve Jobs : Penggagas Apple Computers dan CEO dari Pixar ini sebenarnya sempat kuliah di Reed college di kota Portland, namun ia drop out.
Michael Dell : Pemilik perusahaan perangkat komputer DELL ini sempat kuliah namun drop out dari University of Texas at Austin.
Larry Ellison : Salah satu pendiri Oracle Corporation. I drop out dari University of Illinois.
Paul Allen : Ia juga adalah salah satu pendiri Microsoft dan adalah salah satu dari tiga orang terkaya di dunia. Ia drop out dari Washington State University setelah empat semester.
Richard Branson : Pada tahun1970, Ia mendirikan Virgin sebagai penjual album musik via mail order (pos), lalu tidak lama setelah itu ia mendirikian beberapa gerai ritel di London dan juga perusahaan rekaman serta perusahaan penerbangan Virgin Atlantic Airways pada tahun 1980.
Peter Jennings : Pembawa acara berita selama 40 tahun pada jaringan televisi Amerika, ABC.
Larry King : Ia memulai karir di bidang jurnalisme pada pertengahan tahun 50an dan sejak tahun 1985 sudah menjadi pembawa acara talkshow “Larry King Live: di jaringan CNN. Konon, selama karirnya, ia telah melakukan 40 ribu wawancara denga politisi, atlit, bintang film dan tokoh pembuat berita lainnya (Manohara ?)
Buckminster Fuller : Ia adalah arsitek, penulis, designer, futuris dan inventor. Ia adalah orang merancang bola resmi FIFA yang hingga kini masih digunakan. Molekul karbon yang allotrope diberi nama Fullereness oleh para ahli karena kemiripannya dengan Geodesic Dome, sebuah hasil kreasi arsitektur dari Buckminster Fuller.
Ada juga beberapa artis dunia yang sukses tanpa gelar universitas, seperti Elvis Presley, Eddie Murphy, Jon Bon Jovi, Sarah Michelle Gellar (padahal waktu SMU dia langganan juara kelas), Britney Spears (nggak heran kalo yang ini) dan Steve Martin. Nah, kalo artis lokasl mau ikut dalam daftar ini, mungkin jadinya akan sangat panjang.
Jika dilihat benang merahnya, tidak semua tokoh-tokoh yang disebut diatas adalah seorang pengusaha, tapi ada juga yang sukses sebagai seorang pekerja (karyawan). Memang, jika kita melihat bidang entertainment, sukses lebih karena adanya bakat dari artis tersebut, ditambah kemujuran dan manager yang rajin mecarikan jobuntuk artis tersebut.
Dalam buku “Sukses Tanpa Gelar” yang ditulis oleh Andrias Harefa (dirilis pertama kali pada tahun 1998), dibicarakan tentang arti sukses dan bagaimana keterkaitannya dengan kepuasan batin, kebahagiaan, kedamaian hati, kemodernan, dan bahkan kesehatan jiwa. Selanjutnya, masih dalam buku ini, dikatakan bahwa sukses tetap mungkin dicapai walaupun kita tidak punya koneksi, belum bisa berbahasa Inggris, ataupun tidak pandai menggunakan komputer. Yang paling penting adalah adanya kemauan belajar, kesediaan bekerja keras, keberanian untuk bersikap jujur, optimis dan antusias, ketekunan dan kesabaran, kemampuan mensyukuri rahmat, serta nilai-nilai dan sifat-sifat positif lainnya yang merupakan bagian dari roh keberhasilan, yang seharusnya ada dalam diri setiap manusia. Roh keberhasilan ini perlu digugah lewat proses penyadaran, yang diikuti proses pembelajaran, dan proses pembentukan kebiasaan yang positif secara berkesinambungan. Pemikiran seperti ini sudah lama saya terapkan, terus terang saya tidak punya takaran akan keberhasilan/efektifitas ini terhadap saya. Tetap, saya terus menjalakannya.
Terlepas dari definisi seseorang akan arti “sukses” itu sendiri, dan apalagi jika kita saat ini masih harus jadi seorang karyawan karena keluarga kita tidak aya raya dan mungkin kita belum punya nyali dan modal untuk memulai bisnis sendiri, adakah arti dari pengalaman kerja sebagai pembanding dari ketiadaan gelar universitas ?
Terbayang oleh saya, sebuah keadaan yang serba salah yang mungkin dialami oleh para praktisi HRD, dimana orang tersebut harus memilih yang belum punya gelar tapi pengalaman kerja dan ketrampilan yang lumayan atau yang punya gelar S1 atau bahkan S2, tapi minim pengalaman kerja dan minim ketrampilan. Pada akhirnya, mungkin yang memiliki gelar akan lebih “dilihat”. Jangan salahkan orang HRD-nya, Ia melakukan itu karena peraturannya mengharuskannya melakukan itu.
Pada situasi manakah anda berada ? Sudah seberapa jauhkah gelar anda membawa anda ? Cukup jauh, kurang jauh, terlalu jauh ? Jika anda tidak/belum bergelar, apakah rencana anda ? Saya akan sangat menghargai sumbangan pendapat anda, karena bagaimanapun, percaya atau tidak. inilah realitas yang banyak dihadapi oleh talent market.
Saya yakin, setelah membaca pendapat anda, saya akan bisa tidur jauh lebih tenang, lelap dan lebih dalam dari sebelumnya.